Setelah mendarat di Bandara Sepinggan Balikpapan, perjalanan menuju Kota Tenggarong dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 3 jam melalui jalan darat. Perjalanan cukup melelahkan karena melewati jalan yang berbukit-bukit seperti di Puncak, Bogor. Namun berkat minum tablet putih Neurobion rasa lelah dan pegal hilang begiru saja. Kawasan ini dikenal sebagai Hutan Lindung Bukit Suharto. Di tengah perjalanan kita bisa istirahat di sebuah rumah makan yang sudah terkenal dan banyak dikunjungi yaitu RM Tahu Sumedang. Cukup aneh melihat rumah makan dengan menu khas makanan asal Sumedang Jawa Barat ini. Namun sepertinya makanan ini sangat disukai terbukti banyaknya pengunjung yang datang dengan rumah makan yang berada di sebelah kiri dan kanan jalan. Rasanya pun gurih dan kering seperti aslinya, malah sambalnya lebih enak dibanding aslinya :)
Setelah istirahat beberapa saat perjalanan kembali dilanjutkan. Kota persinggahan berikutnya adalah Samarinda yang merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur. Awalnya saya cukup heran, mengapa tidak mendarat di Samarinda saja karena lebih dekat ke Tenggarong, namun ternyata bandara di Samarinda termasuk bandara kecil dan tidak dapat didarati pesawat besar.
Kurang lebih 45 menit dari Samarinda kita sudah sampai di Tenggarong. Tertulis di sebuah gerbang : "SELAMAT DATANG DI KOTA WISATA TENGGARONG". Cukup heran juga dengan sebutan kota wisata, berarti banyak objek wisata di kota ini.
Dan benar saja, saat memasuki kota Tenggarong kita sudah disambut oleh Jembatan Kutai Kartanegara. Sebuah jembatan megah mirip jembatan Golden Gate di San Francicso. Jembatan ini melewati sungai Mahakam sepanjang kurang lebih 580 meter. Jembatan ini yang menjadi pintu masuk Kota Tenggarong.
Jembatan Kutai Kartanegara
Dari jembatan ini kita bisa melihat Pulau Wisata Kumala yang berada ditengah Sungai Mahakam. Untuk menuju pulau tersebut kita bisa menggunakan perahu dari dermaga yang sudah disediakan atau bisa juga melalui Skyline atau kereta gantung seperti di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Awalnya tidak terbayang kota di tengah Pulau Kalimantan memiliki atraksi wisata seperti ini. Dengan membayar Rp 60,000, - kita bisa menaiki SkyLine ini sambil melihat pemandangan indah Sungai Mahakam dan Kota Tenggarong.
Kekaguman saya tidak berhenti sampai disitu. Setelah mendarat di Pulau Kumala, masih banyak arena wisata yang ada seperti Taman Burung, Rumah Puja, Souvenir Shop, Patung Lembuswana yang merupakan lambang kerajaan Kutai Kartanegara, Arena Bermain Anak, Cafe, serta Resort dan Spa yang dikelola oleh ElJohn yang mengelola beberapa lounge di bandara di Indonesia. Paling mengagumkan adalah menaiki menara SkyTower. Menara setinggi kurang lebih 100 meter ini dapat mengangkut 70 penumpang. Bentuk kabin menyerupai piring terbang, kemudian naik perlahan sambil berputar pada porosnya. Semakin lama semakin tinggi dengan melihat pemandangan yang berbeda karena . Keindahan Pulau Kumala dan Sungai Mahakam jelas terlihat dari sini.
Sky Tower, bisa mengangkut 70 orang
Pemandangan Pulau Kumala dan Sungai Mahakam dari SkyTower
Hari-hari berikutnya saya sempatkan mengunjungi objek wisata lainnya seperti Musium Mulawarman yang dahulu merupakan Keraton Kutai Kartanegara, Musium Kayu Tuah Himba yang berisi koleksi kayu di Kalimantan dan ada buaya terbesar sepanjang 3 meter dan Planetarium Jagat Raya. Cukup beragam objek wisata yang ada di kota ini seperti wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata ilmu pengetahuan dan arena rekreasi. Terjawab sudah mengapa kota ini disebut sebagai Kota Wisata.
0 comments:
Post a Comment